Banyak
yang aneh melihat kader PKS yang masih saja tetap membela pemimpinnya
yang menurut pemberitaan media dianggap sebagai koruptor. Kenapa kader
tetap membela? kenapa (minimal) tidak bersikap netral? kenapa tidak
mengkritisi mereka? Malah kenapa bukannya keluar saja dari PKS pindah
lalu ke partai lain? Itu pertanyaan yang pasti sering ditanyakan para
“pengamat PKS dadakan” ini..
Ternyata
bagi kader, PKS ini bukanlah sekedar partai. Coba saja pikir, kalau
ikatan kadernya adalah sekedar anggota partai pasti gak akan tetap di
PKS sekarang.. buat apa, secara prediksi suara 2014 bisa turun, publik
juga sudah negatif karena berita media atau yg mau daftar jadi caleg
juga peluang terpilihnya kecil.. tapi ternyata ikatan kader di partai
ini beda, ikatan antara kader persis sama ikatan anggota KELUARGA INTI.
Kenapa
diibaratkan seperti keluarga? Bayangkan gini, ketika kita sebagai
seorang adik sedang di rumah tiba-tiba didatangi polisi yang bilang mau
menangkap kakaknya karena suatu tuduhan, apa yang kita pikirkan pertama
kali? Tentu kita tidak akan langsung percaya dengan tuduhan tersebut
karena kita tau apa yang dilakukan sehari-hari dengan saudara kita, kita
lebih tau apa yang kita biasa lihat dari saudara kita.
Begitu
juga yang dirasakan kader PKS pada pimpinannya. Kader PKS tahu apa yang
biasa dilakukan mereka, saat menginap bisa melihat langsung bagaimana
khusuknya tahajjud mereka sedang kita masih mengantuk untuk bangun,
mendengar langsung alasan-alasan mereka melakukan keputusan yang
ternyata jauh dari cerita media dan kebanyakan orang, juga mendengar
langsung dari orang-orang yang pernah dibantu (materi & non materi)
secara tulus dari mereka. Itu baru sebagian yang dirasakan kader. Ini
nyata dan tidak pernah diumbar ke publik, karena mereka lakukan bukan
untuk pencitraan…
Begitu
juga jika keluarga inti kita ternyata benar-benar terbukti melakukan
kesalahan, sebagai anggota keluarga kita pasti akan terus berusaha
memahami kenapa dia melakukannya. Karena kita yakin pasti ada sebab yang
gak biasa yang membuat ia harus melakukannya. Dan pastinya karena kita
tau bahwa kebaikannya lebih banyak sehingga kesalahan satu-dua kali tak
membuat kita percaya sama kabar orang lain yang cuma bisa melihat hanya
saat ada kejadian.
Itu
juga yang kader PKS rasakan. Jika memang terbukti salah, pasti akan
berusaha husnudzon dulu, suatu hal yang lebih mudah dilakukan sesama
keluarga. Makanya sulit dilakukan yang bukan kader. Dan kesalahan yang
ada juga gak akan bisa menutupi peran besar yang sudah berpuluh tahun
mereka lakukan bagi keluarga ini. Sedang bagi orang di luar keluarga gak
tau hal ini jadi wajar mereka susah baik sangka, dan cuma bisa lihat
hanya saat kurangnya aja. Itupun kalo terbukti salah… Apalagi nyatanya
kasus heboh ini belum menghasilkan fakta apa-apa, selain KPK baru bisa
ungkap siapa darin (keberhasilan berbulan-bulan kerja..hehe).
Dalam
keluarga pun juga saling mengingatkan. Jika memang saudara kita ada
perilaku yang negatif pasti sudah diingatkan dari awal. Ketika terbukti
salah apalagi, menasehati. Tapi mengingatkan antar anggota keluarga juga
pasti beda sama yang bukan keluarga. Di keluarga kalo mengingatkan
dengan adab-adab, ada adab ke orang tua, adab ke kakak, dan adik. Juga
mengingatkan cukup diketahui keluarganya aja. Wajar kalo ada tetangga
yang berkoar “ingetin dong sodara lu itu”, padahal kita juga sudah
ingatkan tapi kan gak harus bilang-bilang tetangga. Dan kita yang tau
fakta sebenarnya.
Begitulah
keluarga, keluarga yang solid, saling mencintai karena Allah SWT,
ikatan yang bukan karena uang atau profesionalisme. Ada kedekatan emosi,
ada adab, ada akhlak, ada saling menasehati, ada proses perbaikan yang
tak pernah berhenti bahkan sampai meninggal ada yang mewarisi..
Penjelasan ini untuk memotivasi kader-kader PKS, atau yang punya hati
untuk melihat bagaimana ide besar kami. Di luar itu boleh aja komentar,
tapi ingat kalian tak akan pernah tau apa yang kami rasakan dalam
keluarga ini… Salam Cinta :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar